Jumat, 10 April 2009

Melakukan Hal yang Benar

Kemarin saya menonton Ladies In Lavender. Jalan cerita akan diungkapkan di sini secara gamblang berhubung film ini lumayan susah ditemukan.



Berlatarkan Inggris pada tahun 1936, kakak beradik lanjut usia Janet (Maggie Smith) dan Ursula (Judy Dench) menemukan sesosok tubuh teronggok di tepi pantai setelah sebuah badai besar. Mereka lantas bergegas menuju tubuh laki-laki relatif tampan yang ternyata masih hidup itu. Namanya Andrea Marowski (Daniel Brühl). Ia adalah pemuda Polandia yang hendak berimigrasi ke Amerika Serikat. Sayang, di tengah jalan kapalnya karam dihantam badai besar.


Kondisi fisik Andrea yang parah menyebabkan Janet dan Ursula sepakat untuk menampungnya di rumah. Tidak lama kemudian, kakak beradik ini mendapati bahwa mereka jatuh suka pada pemuda yang tidak bisa berbahasa Inggris ini. Andrea mengingatkan Janet dengan tunangannya yang terbunuh di Perang Dunia I, sementara Ursula merasakan suatu hal sentimental yang sebelumnya tidak pernah dirasakannya. Muncul semacam persaingan di antara mereka. Agak lucu juga melihat kakak beradik berambut putih ini bertingkah seperti anak SMP demi memperebutkan perhatian seorang laki-laki muda.


Andrea Marowski


Janet dan Ursula kemudian mendapati bahwa 'tamu' mereka sangat berbakat bermain biola. Perasaan protektif mereka bertambah. Terlebih ketika bakat Andrea juga disadari Olga, seorang perempuan cantik adik violinist terkenal Boris Daniloff. Kakak beradik itu takut Olga akan merebut seluruh perhatian Andrea. Maka ketika Olga menyurati Janet dan Ursula untuk menawarkan Andrea kesempatan bermain biola, kakak beradik ini tidak meneruskan berita tersebut.


Sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga. Andrea akhirnya mengetahuinya sendiri. Tentu ia murka terhadap Janet dan Ursula yang menutupi berita tersebut. Namun, Andrea segera mengerti bahwa kedua perempuan tua yang menyelamatkan hidupnya itu hanya tidak ingin kehilangan dirinya.


Ursula, Janet, dan Olga


Bagaimanapun, Olga mengajak Andrea pergi ke London secepatnya untuk bertemu kakaknya. Meskipun Andrea peduli kepada Janet dan Ursula, ia mengerti bahwa kesempatan ini tidak bisa dilewatkan. Andrea pun pergi tanpa berpamitan kepada si kakak beradik. Kepergiannya membuat mereka, terutama Ursula, merasa sangat terpukul. Walaupun lambat laun Janet dan Ursula menerima kalau memang itu yang semestinya terjadi.


Cerita ini mengganggu benak saya. Selama hidup, sulit rasanya untuk melepaskan sesuatu yang disukai dan pernah bersentuhan dengan hidup saya. Seringkali saya menggenggamnya mati-matian, dan tanpa sadar membuat apa yang saya genggam betul-betul mati. Kekuatan genggaman saya seperti membunuh semua kenangan baik yang ada di antara saya dan apa yang saya genggam.


Saya mengerti ketika Janet dan Ursula merahasiakan kesempatan bermain biola kepada Andrea. Jelas itu tidak benar, tetapi bagaimanapun mereka menikmati kehadiran Andrea dan tidak ingin sosoknya cepat pergi dari kehidupan mereka.


Hampir selalu, jalan yang baik bukanlah jalan yang paling mudah dilalui. Meskipun telah berniat untuk berbuat benar, seringkali yang ditempuh adalah jalan yang paling gampang. Kadang-kadang, saya meniatkan dengan sebuah persyaratan: apabila pihak lain melakukan hal yang benar barulah saya juga akan melakukan hal yang benar. Namun, dalam bertingkah laku seseorang tidak bisa menggantungkan dirinya pada perilaku orang lain. Seringkali dengan menempuh jalan yang termudah seseorang tidak hanya bersikap tidak adil kepada pihak yang bersentuhan dengannya tetapi juga tidak adil kepada dirinya sendiri ... apa betul begini?


Saya sempat merasa bahwa apa yang diterima Janet dan Ursula tidak adil. Maksudnya mereka sudah menyelamatkan nyawa Andrea, dan pemuda itu malah sempat meninggalkan mereka tanpa berpamitan ....


Saya takut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar