Pukul tujuh kurang, kumandang adzan sayup terdengar dari kejauhan. Di halaman belakang Hegarmanah 52, orang-orang duduk lesehan di karpet yang digelar di atas hamparan rumput yang sedikit basah karena gerimis sore sebelumnya. Langit malam sedikit berawan. Layang-layang putus tersangkut di pohon cemara. Belum ada gambar di layar. Suasana hening.
“Sebentar ya, kita tunggu sampai adzan selesai…” Ariani Darmawan mengumumkan.
***
Sabtu malam (24/10), seorang laki-laki berdiri di sudut teras Rumah Buku/Kineruku. Ia mengenakan jaket dan celana pendek berwarna hitam, serta kemeja putih bergaris-garis. Laki-laki itu bernama Edwin. Dialah sutradara Babi Buta Yang Ingin Terbang, film panjang pertamanya yang menjadi buah bibir di berbagai festival film internasional. Di acara Kineruku Layar Tancep, Edwin (beserta istri) dan sang produser sengaja hadir untuk menemani pengunjung menyaksikan pemutaran perdana film Babi Buta Yang Ingin Terbang di kota Bandung.
Ketika membuka acara, Ariani Darmawan menyampaikan bahwa mulai pekan ini ... (lanjutannya baca di sini.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar