“Mungkin kalau orang sebanyak ini berdoa bersama-sama dalam hati masing-masing, hujan nggak jadi deras,” tukas Budi, meyakinkan pengunjung serta dirinya sendiri.
Sabtu petang (28/11), di Jalan Hegarmanah 52, Kineruku Special Screening diselenggarakan dalam suasana nostalgia. Rumah Buku/Kineruku mengajak para penikmat film di Bandung menengok ke belakang, untuk sekali lagi melihat film Eliana, Eliana (2002) yang pernah berlayar di bioskop-bioskop Indonesia kurang lebih tujuh tahun silam. Menyimak kembali Eliana, Eliana, pengunjung tak hanya bisa melakukan retrospeksi terhadap karya-karya para pembuat filmnya, namun juga berkesempatan mengukur sejauh mana sejarah film Indonesia melangkah sejak dirilisnya film ini. Apalagi kali ini hadir pula pembuat filmnya: Riri Riza dan Prima Rusdi.
(Reportase ini dibuat untuk Rumah Buku/Kineruku. Menulisnya cukup susah karena sebetulnya masih banyak lagi yang bisa ditulis. Penutupannya dibuat terburu-buru, supaya cepat bisa dikirim. Sempat kaget juga waktu membacanya lagi ternyata ada kata merubah, bukannya mengubah! Padahal saya tahu itu salah sejak kecil! Majalah Bobo pernah membahas perihal salah kaprah ini dengan gambar rubah sebagai ilustrasi. Untung saja ketika saya cek di webzine, yang tertera adalah kata mengubah. Terima kasih, Editor!)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar