Jumat, 15 Januari 2010

Ketika Buku Berjamur

Kemarin-kemarin, hujan turun setiap sore di kota Bandung. Puncaknya terjadi pada hari-hari libur pergantian tahun yang lalu. Banyak pedagang yang mengeluh karena omzet penjualan tidak setinggi saat tahun baru sebelumnya. Rupanya hujan membuat para turis malas keluar dari kamar hotel.


Keganasan musim hujan kali ini juga telah memangsa dua buku saya. Biasa: naik motor+hujan+tas=buku basah. Buku-buku itu untungnya paperback, bukan buku foto yang dicetak di kertas yang agak glossy atau komik yang kertasnya bakalan menempel satu sama lain apabila sedikit kena air. Buku-buku yang kehujanan ini lantas saya jemur, tetapi karena hari sering mendung mereka tidak kunjung kering. Sampai suatu hari saya menemukan halaman-halaman buku saya mulai ditumbuhi jamur! Jamur bintik-bintik hitam yang biasa muncul di pakaian yang lembab dan terlalu lama tidak dicuci! Tampilan buku yang menjadi keriting dan menjijikkan membuat saya malas membacanya lagi.


Tempo hari ketika sedang main-main ke Rumah Buku/Kineruku, semacam perpustakaan alternatif di Bandung, saya melihat dua buah buku yang pinggiran halamannya berwarna. Tidak seperti buku-buku biasanya yang pinggiran halamannya polos seperti ini:



Dua buku di Rumah Buku/Kineruku itu kelihatan lebih elegan dan menonjol di antara buku-buku lain yang berpinggiran polos. Kalau cuma melihat pinggirannya, sulit menduga berapa umur buku itu. Saya jadi kepikiran untuk mewarnai pinggiran buku saya yang berjamur dengan krayon.



Krayon-krayon ini saya beli dua tahun yang lalu, dan belum juga habis. Ada baiknya juga menyimpan sekotak krayon di rumah untuk berjaga-jaga, apalagi tidak pernah ada kepastian tentang kapan energi kreatif akan datang dan menjangkiti kita. Saya lantas memilih krayon biru tua untuk mewarnai pinggiran buku yang berjamur. Hasilnya ternyata cukup lumayan. Saya jadi keterusan mewarnai pinggiran buku-buku bulukan yang lain. Ini dia:





Keren, kan? Melihat buku-buku ini membuat saya membayangkan Power Rangers, permen Jagoan Neon, dan kolam renang di hari yang panas.


***


Tips-tips mewarnai pinggiran buku:


1. Mulai dari buku yang tidak mahal. Utamakan yang paling jelek dan paling tidak bisa diselamatkan. Kalau hasilnya ternyata memuaskan, baru lanjutkan dengan buku-buku (jelek) yang lain.

2. Pilih warna yang berbeda dari warna-warna yang ada di sampul buku tersebut. Kecuali kalau anda memang tipikal orang yang senang memadupadankan warna tas dengan sabuk dan sepatu; warna celana dengan topi; atau warna kemeja dengan kaus kaki.

3. Saya menggunakan krayon pastel karena permukaan ujungnya yang besar sehingga proses mewarnai tidak terlalu memakan waktu. Konsekuensinya adalah tangan saya mudah kotor. Namun saya kira resiko itu tidak sebesar apabila pewarnaan dilakukan dengan cat air atau cat minyak.

4. Warnai buku kita sendiri, bukan buku orang lain atau malah buku pinjaman dari perpustakaan.

5. Selamat mencoba.

4 komentar:

  1. Wahahaha .... keren, nih. Lucu banget. Btw, Alkitab gua dari jaman SD juga pinggirnya merah. Tapi dari beli, bukan karena dikrayonin. Ato ... penjualnya iseng ngrayonin tu Alkitab, ya, dulu ?

    BalasHapus
  2. hm..
    kalo jamurnya ga cuma di pinggir, tapi sampe sekitar 3 cm ke halaman buku, digimanain ya bagusnya? buku saya jamuran nih >.<

    oh ya salam kenal ya

    BalasHapus
  3. @Sundea: Mungkin malah anaknya si penjual yang iseng ngrayonin alkitabnya..

    @Fragaria: Aduh, ngebayanginnya aja udah serem. Tapi gimanapun buku yang penting isinya, kan? Hehehe. Btw, nice blog :)

    BalasHapus
  4. Saya punya buku berjamur tidak hanya di bagian tepi, tetapi sampai ke dalam(tengah) halaman. Bagaimana y, biar jamurnya tidak menyebar?

    BalasHapus