Rabu, 21 April 2010

Potretan Teman

Nia menggambar saya dengan paint dan hasilnya cukup mirip:


Samar-samar saya teringat lagi hari di mana saya mengenakan kombinasi pakaian itu. Pada sebuah Sabtu siang, kami janjian mencari film di Pasar Kota Kembang. Film yang banyak dibicarakan orang waktu itu adalah New York, I Love You. Nia mau menontonnya, tetapi kepingin terlebih dahulu menonton Paris, Je T'aime. Siang itu adalah kali pertama saya memakai rompi suede hitam yang dibeli di pasar tumpah seharga empat puluh ribu perak. Saking antusiasnya dengan baju baru, di tengah perjalanan ke rumah Nia saya lupa beli bensin; mesin motor pun mati persis di depan rumahnya. Siang itu Nia memakai baju gambar Barong. Setelah mendorong motor dan mengisi bensin di penghujung Jalan R.E. Martadinata, kami meluncur ke ITB. Hari itu ada Expo ITB, tetapi siang itu belum terlalu banyak hal yang bisa dinikmati, kecuali mungkin bola-bola warna-warni yang digantung di atas Student Centre, seperti hujan bola. Kami pun hengkang ke Kota Kembang, ditawari film bokep oleh mas-mas yang duduk-duduk di pintu masuk. Kalau tidak salah, Nia membeli Precious dan Paris, Je T'aime, sementara itu saya membeli The Countess. Saat mau keluar, saya sempat merekomendasikan Mary & Max, yang akhirnya dibeli Nia juga. Kami makan di pujasera di sebelahnya, dan mengobrol tentang keseharian yang kami lalui masing-masing. Sebelum membayar, Nia sempat ke WC tetapi akhirnya tak jadi menyelesaikan bisnisnya karena ada taik yang masih mengambang. Saat itulah hujan mulai turun. Awalnya gerimis, kemudian menjadi deras, kemudian gerimis lagi, kemudian deras lagi, dan menjadi gerimis, saat itulah kami pergi. Nia ingin mengambil uang di ATM NISP, di tengah perjalanan hujan semakin deras kami berteduh di Toko Buku Diskon Togamas di Jalan Tamansari. Nia ke WC, lalu kami langsung pergi ke Reading Lights tanpa mengambil uang dulu. Di sana wifi tidak hidup. Kami ke atas dan, saking betul-betul tidak ada kerjaan lain, foto-foto. Nia dengan kamera digital andalannya, dan saya dengan kamera film yang tak bisa diandalkan. Nia menyuruh saya berdiri di depan sebuah lukisan besar, kami pun saling memotret. Foto Nia hasilnya begini:


Bagus juga.

PS: Hari itu Dani pakai waistcoat juga. Beda dengan punya saya yang sedikit kedodoran, waistcoat-nya sangat fit dan sepertinya memang custom made. Anak writer's circle itu memakainya di atas kemeja lengan panjang yang juga fit. Dani sempat mencibir saya yang mengenakan kaus training di bawah waistcoat, hahaha. Belakangan baru saya tahu kalau rupanya dia suka mengecek The Sartorialist!

4 komentar:

  1. I love the photo and the paint but not too keen on your non-divisional whole paragraph thing going on here :D

    BalasHapus
  2. Hehehe, nulisnya spontan sih..

    BalasHapus
  3. Paint-nya kayak manusia2 di lego, Dik ... hehehe ...

    BalasHapus
  4. Wah, gue baru baca nih.



    Nia
    mynameisnia.com

    BalasHapus