Komunitas menulis Museum Konperensi Asia-Afrika, Angkatan Kata AntarBenua (AKAB), akan membuka kelas menulis pertamanya. Kelas ini bertujuan mengajak para peserta mengenali tokoh-tokoh yang berperan dalam sejarah Indonesia dan dunia, serta mengenal negara-negara di kawasan Asia-Afrika yang selama ini terkesan misterius karena kurangnya akses mereka terhadap pengendalian arus informasi. Berikut intisari kegiatan:
PERTEMUAN I: “SOSOK DALAM FOTO”
Pengenalan Museum Konperensi Asia-Afrika, dan menulis tentang tokoh sejarah berdasarkan foto-foto mereka.
PERTEMUAN II: “LISAN >< TULISAN”
Kebanyakan orang merasa lebih mudah mengungkapkan perasaannya melalui lisan daripada tulisan. Konon hal itu karena kita lebih banyak memiliki kesempatan bicara daripada kesempatan menulis. Jika kita menulis sesering kita berbicara, tentu kita dapat lebih mudah menyampaikan maksud melalui tulisan. Seringkali kata-kata yang terucap gagal menyampaikan isi benak kita. Di sisi lain, ungkapan melalui tulisan memberi waktu ekstra untuk memikirkan, “Apa kiranya kata yang paling tepat untuk melukiskan perasaanku saat ini?”
PERTEMUAN III: “SEANDAINYA U NU HIDUP HARI INI”
Saat SMA dulu, sejarah merupakan pelajaran membosankan karena—harus diakui—sulit menemukan relevansi antara Megantropus Paleojavanicus dengan jawaban mengapa si A tidak membalas SMS-ku? Latihan menulis kali ini bertujuan membangun jembatan yang mempertemukan kehidupan tokoh sejarah dengan keseharian yang saat ini dijalani masing-masing peserta.
PERTEMUAN IV: “A DAY IN THE LIFE”
Seringkali, sejarah dipandang sebagai ilmu pasti. Apapun yang tertulis di dalam buku sejarah dianggap sebagai kebenaran. Padahal, kenyataannya tidak seperti itu. Setiap orang memiliki persepsinya masing-masing sekalipun mereka melalui sebuah peristiwa yang sama. Latihan menulis pada minggu ketiga mengajak peserta untuk menceritakan kembali sejarah tokoh dunia menurut versi masing-masing.
PERTEMUAN V: “V UNTUK VAKANSI”
Biasanya liputan perjalanan di media massa mudah ditebak: berisikan cuplikan sejarah, foto-foto spektakuler, serta penjelasan tentang kondisi tempat yang dikunjungi. Makna sebuah perjalanan seolah terbatas pada tujuan akhir perjalanan itu, tanpa ada motif atau refleksi dilakukannya sebuah perjalanan. Pada pertemuan ini peserta workshop berupaya mengenali situs-situs penting di Asia dan Afrika, dan menceritakannya kembali secara personal.
PERTEMUAN VI: “SEBERSIT CAHAYA DARI JENDELA”
Salah satu hal yang paling menarik dari penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika adalah pada masa itu, di mana teknologi transportasi dan telekomunikasi masih sangat terbatas, para pemimpin bangsa Indonesia sudah memiliki gagasan untuk memikirkan nasib bangsa-bangsa di seberang lautan. Padahal belum tentu mereka pernah berhubungan langsung dengan bangsa-bangsa tersebut. Saat ini, ketersediaan internet memberikan kesempatan yang sama kepada setiap bangsa untuk mengenal bangsa lainnya melalui cerpen, puisi, lirik lagu, hingga film pendek dari pelosok dunia. Agenda pertemuan ini adalah apresiasi karya sastra dari seluruh dunia.
PERTEMUAN VII: “MENGAPA SAYA MENULIS? MENGAPA MESTI SEJARAH?”
Refleksi setelah workshop menulis selama satu setengah bulan.
Kelas akan dimulai pada 29 September 2011. Gratis bagi Sahabat Museum Konperensi Asia Afrika. Tersedia tempat bagi tujuh orang. Kelas kedua dibuka jika peminat membludak dan dirasa perlu. Setiap peserta berkumpul seminggu sekali setiap hari Kamis dengan durasi pertemuan empat jam, 16:00-20:00. Pertemuan dibagi dua sesi, dengan menulis dan mengapresiasi karya sebagai kegiatan utamanya. Info lebih lengkap hubungi Admin Sahabat Museum KAA, Deni Rachman (08562035327).
Fasilitator: Andika
PERTEMUAN I: “SOSOK DALAM FOTO”
Pengenalan Museum Konperensi Asia-Afrika, dan menulis tentang tokoh sejarah berdasarkan foto-foto mereka.
PERTEMUAN II: “LISAN >< TULISAN”
Kebanyakan orang merasa lebih mudah mengungkapkan perasaannya melalui lisan daripada tulisan. Konon hal itu karena kita lebih banyak memiliki kesempatan bicara daripada kesempatan menulis. Jika kita menulis sesering kita berbicara, tentu kita dapat lebih mudah menyampaikan maksud melalui tulisan. Seringkali kata-kata yang terucap gagal menyampaikan isi benak kita. Di sisi lain, ungkapan melalui tulisan memberi waktu ekstra untuk memikirkan, “Apa kiranya kata yang paling tepat untuk melukiskan perasaanku saat ini?”
PERTEMUAN III: “SEANDAINYA U NU HIDUP HARI INI”
Saat SMA dulu, sejarah merupakan pelajaran membosankan karena—harus diakui—sulit menemukan relevansi antara Megantropus Paleojavanicus dengan jawaban mengapa si A tidak membalas SMS-ku? Latihan menulis kali ini bertujuan membangun jembatan yang mempertemukan kehidupan tokoh sejarah dengan keseharian yang saat ini dijalani masing-masing peserta.
PERTEMUAN IV: “A DAY IN THE LIFE”
Seringkali, sejarah dipandang sebagai ilmu pasti. Apapun yang tertulis di dalam buku sejarah dianggap sebagai kebenaran. Padahal, kenyataannya tidak seperti itu. Setiap orang memiliki persepsinya masing-masing sekalipun mereka melalui sebuah peristiwa yang sama. Latihan menulis pada minggu ketiga mengajak peserta untuk menceritakan kembali sejarah tokoh dunia menurut versi masing-masing.
PERTEMUAN V: “V UNTUK VAKANSI”
Biasanya liputan perjalanan di media massa mudah ditebak: berisikan cuplikan sejarah, foto-foto spektakuler, serta penjelasan tentang kondisi tempat yang dikunjungi. Makna sebuah perjalanan seolah terbatas pada tujuan akhir perjalanan itu, tanpa ada motif atau refleksi dilakukannya sebuah perjalanan. Pada pertemuan ini peserta workshop berupaya mengenali situs-situs penting di Asia dan Afrika, dan menceritakannya kembali secara personal.
PERTEMUAN VI: “SEBERSIT CAHAYA DARI JENDELA”
Salah satu hal yang paling menarik dari penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika adalah pada masa itu, di mana teknologi transportasi dan telekomunikasi masih sangat terbatas, para pemimpin bangsa Indonesia sudah memiliki gagasan untuk memikirkan nasib bangsa-bangsa di seberang lautan. Padahal belum tentu mereka pernah berhubungan langsung dengan bangsa-bangsa tersebut. Saat ini, ketersediaan internet memberikan kesempatan yang sama kepada setiap bangsa untuk mengenal bangsa lainnya melalui cerpen, puisi, lirik lagu, hingga film pendek dari pelosok dunia. Agenda pertemuan ini adalah apresiasi karya sastra dari seluruh dunia.
PERTEMUAN VII: “MENGAPA SAYA MENULIS? MENGAPA MESTI SEJARAH?”
Refleksi setelah workshop menulis selama satu setengah bulan.
Kelas akan dimulai pada 29 September 2011. Gratis bagi Sahabat Museum Konperensi Asia Afrika. Tersedia tempat bagi tujuh orang. Kelas kedua dibuka jika peminat membludak dan dirasa perlu. Setiap peserta berkumpul seminggu sekali setiap hari Kamis dengan durasi pertemuan empat jam, 16:00-20:00. Pertemuan dibagi dua sesi, dengan menulis dan mengapresiasi karya sebagai kegiatan utamanya. Info lebih lengkap hubungi Admin Sahabat Museum KAA, Deni Rachman (08562035327).
Fasilitator: Andika