Karena ada beberapa hal yang belum kami sepakati, korespondensi kami terus berlanjut.
Saya mengirim berbaris-baris paragraf kepadanya demi melindungi beberapa kalimat dalam cerita saya. Caranya berkomunikasi pun senantiasa berubah. Dari yang awalnya formal, menghangat, lalu semakin serius, hingga pada e-mail yang baru saja saya terima, kata-katanya sarat muatan pasif-agresif.
Saya pun penasaran seperti apa sosoknya. Selama ini, kami hanya berhubungan lewat serangkaian e-mail yang tak berwajah. Setelah googling, saya mendapati sesosok tinggi, ganteng, dan berprestasi menjulang. Jawaban-jawabannya di Ask.FM jernih dan jenaka.
Karena sedang tidak sependapat dengannya, serta-merta saya merasa merupakan kebalikan dari semua sifat tersebut: pendek, jelek, dan 'berprestasi' jeblok. Yang jika menjelaskan sesuatu, keruh dan terlalu serius.
Kayaknya dia memang orang di luar circle kita deh, Dik. Wakakaka..
BalasHapusSebetulnya gw merasa masih ada yang bisa dipelajari dari dia, but his passive-aggresivity turned me off.
Hapus